Langit cerah dengan rona kekuningan. Mentari condong hendak tenggelam di ujung pandang. Jalan berlubang membuat seisi bis berguncang, beberapa penumpang mengaduh diiringi decit besi tua seolah meronta. Aku masih menerawang jauh, menyesalkan hidup yang lama di rasa jenuh. Bangunan putih tua nyaris runtuh menjulang tinggi di tengah-tengah perkampungan kumuh tampak dibingkai jendela. Seorang anak dengan kulit hitam legam dengan potongan kaus lusuh tampak riang dengan segulung benang ditangan, mengendalikan sebuah layangan di paparan langit jingga. Seulas senyum lebar menghiasi wajahnya, tampak bersahaja. Ya, air membuat kita basah, api membuat kita panas, tapi hanya senyum yang membuat kita balas tersenyum*). Aku melempar senyuman tipis seraya memberi lambaian kecil. Lenyaplah sudah gulana. Tuhan, aku siap jalani hari. Satu senyum sudah cukup buatku bangkit lagi. :))
*) dikutip dari novel 2 karya Dhonny Dhirgantoro
0 comments:
Post a Comment
just leave me A-B-C or something else