Mentari sudah lama tenggelam. Kertas dan buku masih berhamburan, kita memutuskan untuk saling mendengarkan. Kamu menghela napas sesekali, lanjut bercerita lagi. Kemudian membuat guratan di atas kertas berulang kali dengan ujung jari, kurasa kamu sedang memilih mana cerita yang kamu percaya untuk kamu bagikan. Sesekali kamu menyelipkan candaan supaya aku tak bosan. Seluruh ruangan penuh dengan suara beratmu mengeja baris kehidupan. Sampai akhirnya kamu menutupnya dengan "terimakasih bersedia kubagi beban". Aku tersenyum kuambil tanganmu perlahan tanpa kata, aku tau kau paham.
Ini bukan tentang jadi yang nomer satu tapi tentang baik yang tak lekang waktu. Semoga Tuhan menerima segala lebih dan kurangmu.
Inspired by : Moh. Aris Munandar
0 comments:
Post a Comment
just leave me A-B-C or something else