(belum punya judul)

Dan pada senja yang lalu, dihadapan langit merah keunguan yang bertahtakan barisan gunung kau menepikan aku dalam singasana agung kerajaan cinta. Hujan baru saja reda, rintik-rintik ringan sisa tumpahan sebelumnya masih tersisa, sebagian lagi menggelayut manja di tepian rerumputan hendak jatuh menggempur bumi kesekian kalinya.
”Cincin ini kubuatkan untukmu. Ukurannya tidak pas dengan jarimu. Tapi pas dengan ukuran lingkar matahari sore ini. Dan hanya tepat di tempatmu berdiri, kau bisa mengukur betapa bundarrnya matahari itu terbingkai cincin”
Dihadapan matahari yang menghidupkan semesta, kau kalungkan cincin bertali itu dileherku.
“Biar ia lekat dengan dadamu. Agar saat kau melakukan segala hal, ia selalu bersentuhan dengan denyut jantungmu “ bisikmu perlahan.
Aku bersemu. Kau mendekapku. Kita kini satu. 

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

just leave me A-B-C or something else

Back
to top